Untuk menghindari potensi longsoran susulan, pihaknya menyarankan seluruh elemen masyarakat untuk melakukan evakuasi diri ke tempat yang lebih aman dan tidak melakukan aktivitas yang mengganggu kestabilan lereng serta memenuhi arahan petugas setempat.
"Mengingat curah hujan yang masih tinggi, maka sebagai langkah antisipasi potensi longsoran susulan direkomendasikan warga, aparat maupun tim yang bertugas untuk evakuasi mengingat daerah tersebut masih rawan longsor, tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kestabilan lereng, dan mengikuti arahan dari aparat pemerintah setempat dan BPBD," imbaunya.
Oktory juga meminta para petugas kewilayahan, aparat, maupun tim yang bertugas untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat Kampung Cigombong tentang bencana gerakan tanah ini.
"Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah," tandasnya.
Diketahui, Kampung Cigombong mengalami bencana tanah bergerak pada 18 Februari 2024. Hingga kini, pergerakan tanah masih terjadi dan dampaknya makin meluas. Fenomena tersebut juga terekam kamera video hingga viral di media sosial. (WHY)