Sementara itu, sistem bioproduksi modern biasanya diperkenalkan dari luar wilayah.
Misalnya, produksi tanaman yang diolah secara modern kerap juga didatangkan dari luar daerah dengan praktik budidaya menggunakan metode monokultur, lebih mengutamakan teknologi, terdapat unsur globalisasi, modernisasi, dan komersialisasi.
Selain itu, sistem bioproduksi modern juga lebih terintegrasi pasarnya, serta memiliki biaya produksi yang jauh lebih besar.
"Jadi memungkinkan hasil produksinya itu memang secara massal, diperuntukkan untuk menghasilkan sangat besar produksi, secara input materialnya lebih banyak karena kan banyak dari luar," kata dia.
Kendati demikian, Susanti mengungkap sistem bioproduksi juga bisa dipadukan antara yang tradisional dengan modern, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan sistem bioproduksi hybrid. Pemilihan sistem bioproduksi antara jenis satu dengan jenis lainnya akan bergantung pada model dan kebutuhan dari tiap-tiap wilayah.