“Pada awal hingga pertengahan Februari 2025 ini terjadi peningkatan gempa vulkanik dan tremor di Gunung Marapi yang berkaitan dengan adanya peningkatan pasokan fluida dari kedalaman," katanya.
“Berdasarkan data-data pemantauan terkini (visual dan instrumental) menunjukkan bahwa aktivitas Gunung Marapi masih tinggi,” kata Wafid.
Dia menjelaskan, data variasi kecepatan seismik dan koherensi masih rendah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tekanan pada tubuh gunung masih tinggi dan kondisi medium di dekat permukaan gunung belum stabil.
“Oleh karena itu, potensi terjadinya letusan atau erupsi masih tetap ada, yang dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan dari akumulasi tekanan (energi) dengan potensi bahaya dari lontaran material letusan diperkirakan masih berada di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek) Gunung Marapi,” katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)