Aam pun mengingatkan kepada pemerintah daerah bahwa saat ini orientasinya adalah bagaimana agar mengurangi potensi banjir di masa yang akan datang.
“Itu yang jadi perhatian dari Kepala BNPB waktu menyampaikan arahan beliau waktu berkunjung ke daerah terdampak hari Sabtu pagi lalu, kita lihat itu setiap tahun pasti terjadi meskipun dengan intensitas yang berbeda-beda," jelas dia.
“Nah, pada saat rehabilitasi rekonstruksi di banjir tahun ini, harusnya orientasinya misalkan tidak hanya memperbaiki rumah yang rusak, tapi orientasi adalah bagaimana mengurangi potensi terjadinya kejadian serupa di masa yang akan datang,” kata Abdul Muhari.
Lebih lanjut, Abdul Muhari mendorong dilakukan identifikasi dimana saja luapan air Bengawan Solo sehingga bisa dilakukan tindak lanjut seperti pembangunan tanggul, kemudian relokasi masyarakat di bantaran sungai yang berpotensi tinggi terdampak banjir, ataupun melakukan pengerukan di sungai yang terjadi sedimentasi tinggi.
“Misalkan kalau kita sudah bisa mengidentifikasi luapan air itu dari titik Sungai kali ini di sini, artinya pada fase tanggap darurat saat ini apakah tanggulnya kita tinggikan atau kalau misalkan ada penduduk di sepanjang daerah bantaran sungai yang bisa menyebabkan penyempitan kita mungkin relokasi ke tempat yang lebih layak dibanding dari di sepanjang bantaran sungai atau ketika kita lihat ini mungkin sedimentasi nya sudah tahu tinggi kita keruk dulu,” ungkapnya.