Sebelumnya, Menteri Keuangan Lebanon Yassine Jaber sudah mengadakan pertemuan dengan delegasi dari Dana Moneter Internasional (IMF). Pertemuan tersebut mempresentasikan sebuah peta jalan untuk merevitalisasi Lebanon.
Setelah itu, otoritas Lebanon akan siap untuk menandatangani kesepakatan baru dengan IMF. Namun Jaber mengatakan pemerintah harus memilih kepala Bank Sentral Lebanon yang baru dan melakukan reformasi.
Krisis ekonomi terus berlanjut di Lebanon sejak Oktober 2019. Sebab, semua bank di Lebanon secara serentak membekukan rekening mata uang asing para deposan.
Di tengah krisis ini, pasar gelap untuk penukaran mata uang muncul, dan nilai tukar pound Lebanon jatuh hingga lebih dari 89.000 per dolar. Perusahaan-perusahaan besar dan menengah serta para deposan biasa tidak memiliki simpanan.
(Ibnu Hariyanto)