Setelah keputusan tersebut, Gubernur Bank Israel Amir Yaron memperingatkan konsekuensi fiskal atas perang tersebut akan bertahan dalam jangka menengah dan meminta pemerintah berhati-hati dalam menyusun anggaran baru.
"Selain kebutuhan untuk menyediakan respons anggaran terhadap kebutuhan yang ditimbulkan oleh perang, dalam masa darurat juga terdapat kepentingan yang cukup besar untuk mempertahankan kerangka fiskal yang bertanggung jawab," kata dia, dikutip dari Bloomberg, Selasa (28/11/2023).
"Penting bagi pemerintah untuk memangkas pengeluaran baru yang bersifat yang berkepanjangan," imbuhnya.
Sementara itu, saat ini sedang terjadi perdebatan di Israel mengenai perubahan anggaran. Para pejabat bank sentral mengkritik keengganan pemerintah untuk membatalkan program keagamaan di pemukiman Tepi Barat karena negara sedang mengumpulkan dana untuk membiayai perang.
Konflik yang dimulai pada 7 Oktober lalu merupakan yang terburuk dalam setengah abad, yang menghancurkan perekonomian dengan melumpuhkan banyak bisnis, hingga pasar tenaga kerja.