sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Biden Bertekad Menangkan Pilpres AS di Tengah Desakan Mundur

News editor Dian Kusumo Hapsari
29/06/2024 10:19 WIB
Presiden Joe Biden mengatakan dia berkomitmen untuk memenangkan pemilu pada November 2024.
Biden Bertekad Menangkan Pilpres AS di Tengah Desakan Mundur. (Foto: MNC media)
Biden Bertekad Menangkan Pilpres AS di Tengah Desakan Mundur. (Foto: MNC media)

IDXChannel - Presiden Joe Biden mengatakan dia berkomitmen untuk memenangkan pemilu pada November 2024.

Pernyataan tersebut dibuat di tengah seruan yang semakin meningkat dari tokoh-tokok terkemuka Partai Demokrat agar Biden mundur dari pencalonan usai performanya saat debat melawan Donald Trump dinilai buruk.

Biden (81 tahun) pada Jumat (28/06/2024) mengakui keterbatasan yang disebabkan oleh usia dan kondisinya yang buruk sehari sebelum melawan Trump. Namun, dia menyatakan bahwa dia siap bertugas selama 4 tahun lagi di Gedung Putih.

"Saya berjanji kepada Anda: Saya tidak akan mencalonkan diri lagi jika saya tidak yakin dengan sepenuh hati dan jiwa saya bahwa saya bisa melakukan pekerjaan ini," kata Biden saat kampanye di North Carolina. "Saya berniat memenangkan negara bagian ini pada November."

Biden mengatakan kepada para pendukungnya, "Sejujurnya saya tahu saya sudah tidak muda lagi," yang disambut dengan sorakan para pendukungnya.

"Saya tidak berjalan semudah dulu. Saya tidak berbicara semulus dulu. Saya tidak berdebat sebaik dulu," lanjutnya. "Namun saya tahu apa yang saya ketahui — saya tahu bagaimana mengatakan yang sebenarnya, saya tahu yang benar dari yang salah dan saya tahu bagaimana melakukan pekerjaan ini."

Beberapa anggota parlemen dan donor Partai Demokrat — serta beberapa pembawa acara televisi dan kolumnis favorit Biden — telah secara terbuka dan pribadi mengatakan presiden tertua dalam sejarah AS ini seharusnya mundur dari pencalonan, setelah performanya saat debat memperkuat persepsi publik bahwa dia tak mampu menangani tuntutan sebagai presiden untuk masa jabatan kedua.

Trump mencoba memanfaatkan momentum setelah debat dengan mengadakan rapat umum sendiri di Virginia pada Jumat malam, mengejek penampilan debat Biden.

"Terlepas dari kenyataan bahwa Joe Biden menghabiskan sepanjang minggu di Camp David untuk beristirahat, bekerja, belajar — dia belajar sangat giat. Dia belajar sangat keras sehingga dia tidak tahu apa yang sedang dilakukannya," kata mantan presiden itu. "Banyak orang mengatakan bahwa setelah penampilan tadi malam, Joe Biden akan mundur dari pencalonan. Tetapi faktanya, saya tidak benar-benar percaya itu karena hasil jajak pendapatnya lebih baik daripada kandidat Demokrat mana pun yang mereka bicarakan."

Namun, komentar Biden memperjelas bahwa dia tidak akan menyerah pada tekanan untuk memberi jalan bagi calon lain dari Partai Demokrat. Koemntarnya juga mengisyaratkan bahwa dia tidak mungkin mengubah pendekatan kampanyenya secara drastis, meskipun telah melakukan salah satu kesalahan terbesar dalam sejarah politik modern saat debat pada Kamis (27/06/2024) malam.

Mantan Presiden Barack Obama, yang melarang Biden mencalonkan diri sebagai presiden setelah kematian putranya pada 2015, pada Jumat menawarkan dukungan penuh kepada Biden yang pernah menjadi orang nomor dua di AS. Obama, salah satu tokoh Partai Demokrat yang paling populer, telah berkampanye untuk Biden dalam dua pemilu terakhir.

"Malam debat yang buruk sering terjadi. Percayalah, saya tahu," kata Obama dalam sebuah pernyataan, merujuk pada debat pertamanya yang goyah pada 2012. "Pemilu ini masih merupakan pilihan antara seseorang yang telah berjuang untuk orang biasa sepanjang hidupnya dan seseorang yang hanya peduli pada dirinya sendiri."

Biden menunjukkan lebih banyak energi pada Jumat, meskipun diserang batuk yang sesekali mengganggu pidatonya. Menurut sumber terdekat, Biden mengalami flu. Presiden AS tersebut memanfaat peluang yang dia lewatkan selama debat untuk melontarkan serangan terhadap Trump mengenai hak aborsi, upaya mantan presiden tersebut untuk membatalkan pemilu pada 2020, dan hukuman pidananya dalam kasus uang tutup mulut di New York.

"Menurut saya Donald Trump bukan sekadar penjahat yang dihukum, Donald Trump adalah gelombang kejahatan yang dilakukan oleh satu orang," kata Biden.

Biden mengatakan "Amerika itu sendiri yang sedang dipertaruhkan" dalam pemilu November, dengan mengutip janji Trump untuk melakukan pembalasan terhadap musuh politiknya jika ia memenangkan masa jabatan lain.

"Donald Trump akan menghancurkan demokrasi. Saya akan membelanya," kata Biden.

Baik Biden maupun Trump memilih untuk berkampanye setelah debat di negara bagian yang sulit dimenangkan. Hal ini menunjukkan mereka ingin memperluas peta wilayah persaingan pada musim gugur ini. Tidak ada calon presiden dari Partai Demokrat yang memenangkan North Carolina sejak 2008 dan tidak ada kandidat dari Partai Republik yang menang di Virginia dalam dua dekade.

"Jika kami menang di sini, artinya kami memenangkan pemilu," kata Biden.

(DKH)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement