"Ya kalau dilihat statistiknya, ada beberapa bulan di tahun 2018, 2019, kemudian, tahun lalu, itu memang ada bulan-bulan yang gempanya banyak sekali. Tapi ini nanti akan reda di Januari, siklusnya begitu," terangnya.
Meskipun demikian, Daryono enggan mengaitkan bulan per bulan, ataupun waktu per waktu, siklus terjadinya gempa bumi. Sebab, ditekankan Daryono, gempa bumi tidak bisa diprediksi seperti halnya cuaca atau musim di berbagai negara.
"Karena apa yang terjadi dalam bumi itu kan tidak bisa dikontrol oleh musim, oleh bulan per bulan, itu engga bisa. Kalau cuaca bisa, karena ada polanya. Tapi kalau gempa, engga ada," tandas Daryono. (RRD)