“Kalau kemarin itu kan peralihan antara musim hujan ke musim kemarau ya sekitar Maret ke April itu bisa terjadi cuaca ekstrem tapi durasinya pendek sehingga diharapkan tidak terjadi bencana,” kata dia.
Sebelumnya, Dwikorita mengungkapkan, puncak hujan ekstrem di wilayah Jabodetabek diprakirakan terjadi pada 11-20 Maret 2025.
“Ternyata tren puncaknya ada di sepuluh hari kedua (bulan Maret). Jadi dimulai tanggal 11 sampai kira-kira tanggal 20 Maret 2025. Jadi ini curah hujan tertinggi di hijau tua, sampai mencapai 300 mm dalam 10 hari. Ini termasuk berpotensi ekstrem, jadi nanti akan menggelontorkan ke bawah (wilayah hulu),” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat Rapat Koordinasi Pengendalian Banjir Jabodetabek, Selasa (4/3/2025).
Lebih lanjut, Dwikorita mengungkapkan BMKG per 27 Februari 2025 lalu telah menyampaikan peringatan dini cuaca ekstrem dalam periode seminggu ke depan akibat adanya berbagai fenomena atmosfer.
“Dan peringatan dini ini kami ulang-ulang. Dan ini kami update untuk potensi sepekan ke depan karena fenomenanya masih akan berlanjut, meskipun akan mengalami penurunan sebentar, namun kemudian tampaknya puncaknya di tanggal 11 Maret, meningkat, berangsur-angsur meningkat lagi sehingga kemungkinan akan ekstrem lagi,” katanya.
(Dhera Arizona)