IDXChannel - CEO McDonald's Chris Kempczinski mengakui kesulitan yang dihadapi perusahaannya akibat krisis di Jalur Gaza. Banyak pelanggan di Timur Tengah dan kawasan lainnya memboikot restoran cepat saji tersebut karena dianggap pro-Israel.
"Sejumlah pasar di Timur Tengah dan sebagian di kawasan lainnya mengalami dampak bisnis yang signifikan. Perang dan misinformasi berdampak pada sejumlah merek termasuk McDonald's," kata Kempczinski dalam sebuah unggahan di LinkedIn, dilansir dari Reuters pada Jumat (5/1/2024).
Kempciznski mengatakan bahwa misinformasi tersebut tidak bertanggungjawab. Namun, dia tidak menjelaskan dengan rinci misinformasi yang dimaksud.
"Di setiap negara tempat kami beroperasi, termasuk di negara Muslim, McDonald's dengan bangga diwakili oleh para operator lokal yang bekerja tanpa lelah untuk melayani dan mendukung komunitas mereka sambil mempekerjakan ribuan warga negara mereka," terang Kempczinski.
Beberapa merek Barat merasakan dampak boikot di kawasan Arab, serta di sejumlah negara berpenduduk mayoritas Muslim seperti Malaysia dan Indonesia.
Pada tahun fiskal 2022, Mcdonald's mewaralabakan dan mengoperasikan sekitar 40.275 restoran McDonald's di lebih dari 100 negara. Rantai makanan cepat saji ini melaporkan total pendapatan tahunan sebesar USD23,18 miliar di 2022.