"Mungkin karena pemakaiannya sudah sangat lama dan membutuhkan waktu lama, sehingga menyebabkan apa yang kita sebut dengan, kita belum bisa mengatakan itu resistensi, tapi kenyataannya seperti itu, susah sembuhnya. Oleh karena itu kita membutuhkan variasi pengobatan baru," kata dia.
Belum lagi vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) juga dianggap kurang efisien untuk orang dewasa. Vaksin ini merupakan vaksin yang disuntikkan kepada bayi-bayi yang baru lahir.
"Dulu ada BCG, BCG juga kurang efisien lagi sekarang. Oleh karena itu, dengan penemuan teknologi baru ini, dengan hasil baru ini, kita berharap dampaknya akan bermanfaat bagi masyarakat kita di Indonesia yang menderita tuberkulosis tertinggi kedua di dunia," katanya.
Sebagai informasi, BPOM telah memberikan izin untuk melakukan uji klinis tahap 3 atas vaksin TBC yang dikembangkan oleh Bill dan Melinda Gates Foundation. Sebanyak 2.000 sampel pengidap TBC dari masyarakat Indonesia akan dilibatkan dalam uji klinis ini.
BPOM juga menyatakan vaksin yang telah memasuki uji klinis tahap 3 sudah dinilai aman dan efek sampingnya bisa ditolerir. Dengan demikian, uji klinis tahap 3 hanya untuk mencari tahu efektivitas dari penggunaan vaksin ini.
(Dhera Arizona)