IDXChannel - China pada Senin (12/12/2022) mengumumkan bahwa aplikasi ponsel yang digunakan untuk melacak perjalanan ke daerah-daerah dengan infeksi COVID-19 akan berhenti berfungsi. Langkah tersebut berpotensi mengurangi kemungkinan orang dipaksa melakukan karantina karena mengunjungi tempat-tempat yang dianggap sebagai hotspot virus corona.
Ini adalah bagian dari upaya Beijing untuk menjauh dari strategi nol-COVID yang kontroversial. Strategi itu telah menyebabkan ketidakpuasan publik yang meluas dan bahkan memicu protes di beberapa kota, dengan beberapa demonstran bahkan menyerukan Presiden Xi Jinping untuk mundur.
Pekan lalu, otoritas China mengumumkan diakhirinya penguncian skala besar, dan melonggarkan persyaratan tes untuk mengakses ruang publik dan untuk perjalanan domestik.
Pemerintah juga mengakhiri karantina wajib di fasilitas pusat, memungkinkan mereka yang memiliki gejala ringan untuk memulihkan diri di rumah.
Diluncurkan pada tahun 2020
Dilansir melalui DW, Selasa (13/12/2022), aplikasi yang sekarang akan dihentikan hanyalah salah satu dari sejumlah aplikasi pelacakan yang mengatur kehidupan di China selama pandemi. Aplikasi ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2020. Aplikasi tersebut memiliki sistem empat tingkat yang menetapkan warna berbeda, tergantung pada tingkat paparan COVID yang diprediksi pengguna.
Meskipun pemerintah di Beijing menghentikan penggunaannya sekarang, sebagian besar orang di negara tersebut terus menggunakan aplikasi lokal serupa lainnya, yang dikelola oleh otoritas kota dan provinsi.
Presiden Xi Jinping dan para pemimpin China lainnya telah lama memuji strategi nol-COVID yang dianggap berhasil menjaga penyebaran infeksi dan kematian jauh lebih rendah daripada di negara-negara lain.