"Wilayah yang terdampak adalah wilayah perbatasan antara Kab Sukabumi dan Bogor. Nilai reflektivitas radar tertinggi mencapai 35-45 dBz. Nilai ini tidak terlalu signifikan.
Berdasarkan citra radar, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi cukup lama di wilayah terdampak yaitu malam hingga dini hari. Selain itu, hujan juga terjadi pada hari-hari sebelum kejadian, menjadikan tanah lebih lembab atau basah akibat sering terguyur hujan, bersifat lebih labil dan dapat sewaktu-waktu longsor, " beber dia.
Berdasarkan interpretasi citra satelit tidak terdapat adanya liputan awan konvektif yang signifikan disekitar wilayah Cirebon pada rentang waktu antara pukul 13.00 – 14.00 WIB, terpantau awan dengan suhu puncak maksimum -41 hingga -48 oC, mengindikasikan terjadinya hujan ringan hingga sedang.
Namun, pada periode tersebut terdapat awan konvektif yang luas di sekitar wilayah Kuningan dengan suhu puncak maksimum berkisar antara -75 – 80 oC dan pada sekitar pukul 14.00 WIB meluas ke perbatasan wilayah Cirebon bagian timur, karakteristik awan seperti ini dapat mengindikasikan terjadinya hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang di sekitar wilayah tersebut.
Berdasarkan interpretasi citra satelit tidak terpantau adanya awan konvektif signifikan di sekitar wilayah Ciamis pada saat terjadinya longsor, namun akumulasi curah hujan secara berturut-turut dalam beberapa hari terakhir dan ditambah lagi pada siang harinya 22 Oktober 2022 hujan lebat terjadi di wilayah Ciamis sehingga mampu menjadi pemicu terjadinya longsor.