Nanda memaparkan, anomali tersebut disebabkan sejumlah faktor, di antaranya hembusan arah angin pada tanggal 6 Juli 2024 dominan dari arah utara menuju wilayah Jabodetabek. Angin hangat dari arah pesisir kemudian bertemu dengan angin dingin dari arah Bogor, Jawa Barat.
Dia menambahkan, awan hujan yang terbawa angin itu lantas tertahan menjadi di wilayah Jakarta Selatan, Depok dan Bogor. Sehingga, warga Jakarta pun harus mewaspadai perubahan cuaca saat ini.
"Curah hujan masuk kategori tinggi, sekitar 200 mm. Hujan lokal yang terjadi serentak di wilayah selatan Jakarta membuat volume sungai meningkat. Itu yang menyebabkan banjir di 30 wilayah DKI Jakarta, di mana 28 titik ada di Jakarta Selatan," katanya.
(YNA)