"Transisi energi harus mulai pelan pelan dilakukan diganti menggunakan energi terbarukan. Saya senang, teknologi sekarang semakin baik mendorong ramah lingkungan seperti kendaraan listrik," imbuh dia.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, isu transisi energi termasuk di Indonesia terus bergulir. Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon yang telah sangat berpengaruh pada industri migas. Komitmen global pada prioritas pelaku bisnis menengah dan panjang ini terlihat dari kebijakan perusahaan minyak besar yang mulai fokus pada pengurangan karbon di mana investasi energi terbarukan makin baik.
"Ini meningkatkan persaingan untuk investasi yang lebih baik. Di sisi lain ada tren permintaan migas khususnya gad dalam jangka pendek. Eropa butuh ini akibat krisis Rusia dan Ukraina, dan dampak panjang pada transisi energi dan kebutuhan masyarakat bukan hanya di Indonesia. Itu dapat mendorong peran penting Indonesia dalam penghasil gas dan eksportir," beber dia.
(NDA)