Sedangkan untuk sumber air dan tanaman umbi-umbian yang dikonsumsi masyarakat masih ada namun terbatas. Sebab, ada yang sudah tercemar oleh hujan es, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi karena terindikasi mengandung asam dan apabila dikonsumsi dapat mengakibatkan diare.
"7.500 jiwa terdampak kelaparan (masih dalam Pendataan), dikarenakan akses dari Sinak ke lokasi terdampak hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki kurang lebih 12-14 jam," sambung Nimbrot.
Selain itu, faktor keamanan juga menjadi kendala di lapangan dalam mendistribusikan logistik ke kedua distrik tersebut. Sehingga, upaya yang paling optimal yang bisa dilakukan mengirim bantuan lewat jalur udara atau helikopter.
"Akses jalan menuju lokasi hanya dapat diakses oleh kendaraan roda dua dan helikopter. Ganguan keamanan dari kelompok KST (Kelompok Separatis Teroris), dan Jaringan Komunikasi (internet/telepon) tidak terjangkau," pungkasnya.
(YNA)