Sejak Februari, Beijing gencar mempromosikan proposal untuk mengakhiri konflik antara Ukraina dan Rusia. Proposal tersebut terdiri dari 12 poin, termasuk penghentian kekerasan.
Ukraina ingin semua wilayahnya dikembalikan. Rusia menduduki semenanjung Krimea pada 2014 dan sejak tahun lalu mengklaim telah mencaplok empat wilayah Ukraina lainnya.
Sepanjang perang, China menahan diri untuk tidak mengutuk Rusia. Hal tersebut memicu kritik dari negara-negara Barat yang mempertanyakan kredibilitas China sebagai penengah dalam konflik tersebut. (WHY)