“Seharusnya ada penambahan, tapi saya gak tau kenapa dikurangi. Kementerian Keuangan mungkin mengira kalau kemiskinan berkurang jadi [anggaran pengentasan kemiskinan] dikurangi. Seperti RST, tadi cukup berat tantangannya, ada ego sektoral di sini. RST ini kalau perlu kita ngotot, karena sangat bagus,” ujarnya saat memberikan tanggapan atas paparan Mensos.
Senada dengan Iskan, Fraksi Partai Golkar yang diwakili oleh John Kenedy Azis juga merasa prihatin atas turunnya anggaran Kemensos.
“Kemensos sudah kelihatan di tengah masyarakat, justru masih banyak teman-teman kita yang belum beruntung yang kita bantu. Terhadap RST, kalau bisa jangan dihentikan di 2023, khususnya yang sudah diasesmen,” katanya.
Selain RST, dana penyelenggaraan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) untuk kelompok rentan turun dari Rp35 Milyar menjadi Rp23,5 milyar. Padahal selama ini ATENSI digunakan untuk merespon cepat kebutuhan masyarakat oleh sentra-sentra Kemensos di daerah.
Salah satunya adalah biaya operasional orang sakit, anak korban kekerasan seksual, dan kasus-kasus yang sifatnya mendesak yang membutuhkan penanganan cepat. Pada tahun 2022, Kemensos merespon 6.627 kasus melalui laporan masyarakat dan media monitoring.
Program lain yang dipotong anggarannya adalah pelatihan dan pendidikan untuk pemberdayaan masyarakat. Program ini bahkan tidak mendapatkan anggaran sama sekali pada pagu indikatif tahun 2024.