sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

DPR Mau Cek Amdal Pabrik Smelter Nikel yang Meledak di Kaltim

News editor Anggie Ariesta
31/05/2024 13:45 WIB
Komisi VII DPR menyoroti ledakan yang terjadi di pabrik smelter milik PT Kalimantan Ferro Industry (PT KFI)
DPR Mau Cek Amdal Pabrik Smelter Nikel yang Meledak di Kaltim. (Foto: MNC Media)
DPR Mau Cek Amdal Pabrik Smelter Nikel yang Meledak di Kaltim. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyoroti ledakan yang terjadi di pabrik smelter milik PT Kalimantan Ferro Industry (PT KFI) di Kalimantan Timur (Kaltim). Ledakan yang menewaskan pekerja itu terjadi saat uji coba (commissioning).

Anggota Komisi VII DPR Nasyirul Falah Amru mengatakan, dewan berencana memanggil manajemen PT KFI dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP). Selain itu, unsur pemerintah juga akan dipanggil.

"Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian KLHK dari sisi AMDAL-nya (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan," katanya, Jumat (31/5/2024).

Legislator itu mengatakan, berdasarkan hasil temuan di lapangan, sarana keselamatan kerja di pabrik tersebut kurang memadai. Dia mengaku tidak puas meskipun PT KFI sudah mendatangkan tim dari Kemenperin untuk mekanisme aturan pedoman kerja.

"Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali," kata Nasyirul.

Selain itu, Nasyirul mengaku tidak menemukan alat pemadam kebakaran (APAR) sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehingga dianggap tidak layak untuk perusahaan smelter. 

"Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika (pabrik) PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut," tuturnya.

(RFI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement