Selain itu, Nasyirul mengaku tidak menemukan alat pemadam kebakaran (APAR) sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehingga dianggap tidak layak untuk perusahaan smelter.
"Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika (pabrik) PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut," tuturnya.
(RFI)