"Apakah Barat siap, melalui proksi Kiev, untuk melancarkan perang besar-besaran melawan kami, termasuk perang nuklir?" tanya Medvedev. Desember lalu, Rusia mengajukan daftar proposal keamanan kepada AS dan NATO.
Daftar tuntutan itu antara lain mendesak Barat untuk memberlakukan larangan Ukraina memasuki blok militer NATO, sambil bersikeras bahwa pasukan NATO harus mundur ke perbatasannya tahun 1997. AS dan NATO dengan tegas menolak proposal itu, dengan mengatakan bahwa mereka hanya akan tertarik pada pembicaraan pengendalian senjata strategis yang terbatas.
"Itu menjadi jelas bahwa Moskow tidak memiliki siapa pun untuk dibicarakan dan tidak ada yang dapat dinegosiasikan dengan Barat," papar Medvedev.
Dia mengeklaim bahwa pada bulan Februari ketika Ukraina mengumumkan keinginan mereka untuk menghidupkan kembali persenjataan nuklirnya, Moskow tidak punya pilihan lain selain bertindak.
“Dunia kita telah berubah, selamanya. Dan pertanyaan utamanya tetap…masa depan seperti apa yang dimulai hari ini?” sambung dia. “Perjanjian pelucutan senjata baru saat ini tidak realistis dan tidak perlu,” tegas Medvedev.