“Jadi ini (Joglo Tani), salah satu cara kita belajar mengenai praktik-praktik lapangan,” katanya.
Dia belum memutuskan soal kemungkinan sekolah rakyat akan mengadopsi kurikulum di Joglo Tani karena masih menerima berbagai masukan. Tapi, Gus Ipul memastikan Joglo Tani akan menjadi pertimbangan.
“Nanti kan juga ada model-model pemberdayaan yang lain. Tapi ketahanan pangan menjadi salah satu fokus kita. Apalagi menciptakan atau melahirkan, menghadirkan petani milenial,” katanya.
Gus Ipul menjelaskan, pelaksanaan sekolah rakyat bisa dilengkapi dengan ekstrakurikuler atau tambahan kurikulum. Di antaranya bertani dan bercocok tanam.
“Itu masih sangat mungkin sekali,” katanya.