IDXChannel - Indonesia berbagi empat pelajaran penting dari penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN dan pertemuan puncak G20 kepada peserta pertemuan Ministerial Meeting of the Global Governance Group (3GMM) di New York pada Rabu (20/9/2023).
Pelajaran pertama: reformasi kerja sama multilateralisme harus jadi agenda utama. Bagi negara berkembang, multilateralisme harus bisa membawa hasil nyata.
"Multilaterasme harus inklusif dan harus setara. Jika multilateralisme tidak berjalan, akan sulit mencapai SDGs," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, seperti dikutip dari siaran pers Kementerian Luar Negeri.
Pelajaran kedua: pentingnya memperkuat solidaritas bersama. Tanpa solidaritas, SGDs tidak akan tercapai pada tahun 2030.
"Oleh karena itu, penting bagi semua negara untuk mendorong isu solidaritas di berbagai platform internasional dan multilateral," lanjutnya.
Pelajaran ketiga: salah satu pesan penting dari KTT ke-43 ASEAN dan KTT G20 adalah bahwa negara-negara Global South terbukti dapat menavigasi situasi sulit dan menjembatani perbedaan.
"Ini antara lain dibuktikan oleh Indonesia, pada saat presidensi G20 tahun lalu dan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, dapat menjembatani berbagai perbedaan dan kepentingan negara-negara," terangnya.
Pelajaran keempat: pentingnya mengarusutamakan SDGs di semua platform. Kebijakan dagang yang diskriminatif harus dihindari.
"Hak membangun bagi semua negara harus dihormati," tegasnya.
Global Governance Group (3G) dalah group 30 negara kecil dan menengah, anggota G20 dan anggota PBB lain. Pertemuan 3GMM diselenggarakan secara rutin setiap tahun di sela Sidang Majelis Umum PBB dengan tujuan memperkuat jaringan dan mendorong dialog antar negara-negara anggotanya.
Pertemuan 3GMM kali ini mengangkat tema 'Penguatan Multilateralisme untuk Mencapai SDGs'. (WHY)