“Tidak boleh ada negara yang terpaksa memilih antara membayar utang atau memastikan perlindungan bagi rakyatnya,” kata Wamenlu Tata.
Wamenlu Tata juga menyerukan mobilisasi pembiayaan untuk mempercepat transisi energi, termasuk melalui investasi public-private partnership.
“Kita harus memastikan bahwa transisi energi tidak memperdalam kesenjangan global, tetapi justru menciptakan peluang pertumbuhan yang inklusif”, ujar Wamenlu Tata.
Terakhir, Wamenlu Tata mendorong agar G20 dapat menjadi platform aksi, bukan sekadar forum diskusi. G20 harus menjadi katalis perubahan dengan komitmen yang terukur dan transparan. Wamenlu Tata mendorong aksi nyata dalam memperkuat rantai pasok global, mempercepat inklusi digital, serta membangun ekonomi hijau yang berkeadilan.
“Kegagalan G20 untuk beradaptasi hanya akan menjadikannya forum tanpa dampak nyata,” katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)