Sementara untuk memastikan standar kualitas dan gizi, setiap dapur wajib mengirimkan dua sampel makanan ke Daker dan dua sampel ke KKHI. "Sampel itu akan dicek gramasi, rasa dan kualitas makanan tersebut," kata Agung seperti dikutip dari laman Kemenag Rabu (14/5/2025).
Setiap dapur memiliki kapasitas produksi antara 3.500 hingga 5.000 porsi. "Untuk saat ini kita baru produksi sekitar 500 porsi sehari. Dan akan terus bertambah hingga puncak haji nanti," kata dia.
Proses produksi konsumsi ini memakan waktu sekitar 2 - 3 jam. Untuk makan malam misalnya, bahan-bahan diracik dan diolah mulai jam 12.00 WAS. Setelah dipacking dan ditaruh di hotbox, pukul 16.00 sudah siap diantarkan ke hotel jamaah.
"Jam 18.00 WAS sudah sampai di hotel dan siap dikonsumsi jemaah," kata Agung. Agung menyampaikan, batas akhir katering siap saji adalah tiga jam setelah makanan sampai ke hotel. "Untuk makan malam misalnya, jam 21.00 sudah tidak disarankan untuk dikonsumsi," kata Agung.
Menurut dia, Juru masak diambil dari Indonesia. Untuk dapur Raghaeb ini setidaknya ada enam juru masak dari Indonesia. Agung mengatakan, setiap dapur diwajibkan memiliki dua juru masak yang sudah berpengalaman dan berkompetensi.