IDXChannel - Bank Sentral Israel memperingatkan utang negara tersebut berisiko meningkat signifikan akibat perang di Gaza. Risiko fiskal dapat memengaruhi kebijakan moneter di masa mendatang.
Dilansir dari Bloomberg, bank sentral memangkas suku bunga acuannya ke 4,5% dari 4,75% pada Senin (1/1/2024), pemangkasan perdana sejak pandemi Covid-19.
Meski demikian, bank sentral ragu dapat melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter di masa depan. Pasalnya, kondisi fiskal makin memburuk akibat perang di Gaza.
Bank sentral memperkirakan pemerintah akan mencatat defisit anggaran yang lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya. Biaya fiskal perang direvisi naik menjadi setidaknya USD58 miliar atau sekitar Rp890 Triliun.
"Risiko fiskal dapat memengaruhi keputusan suku bunga di masa mendatang," Gubernur Bank Sentral Israel Amir Yaron mengatakan dalam sebuah konferensi pers.
"Jika pasar memandang Israel mengalami peningkatan utang yang berkepanjangan, hal tersebut kemungkinan akan menyebabkan peningkatan imbal hasil, depresiasi, dan inflasi, sehingga suku bunga bank sentral yang lebih tinggi akan diperlukan," jelasnya.
Mata uang shekel melemah setelah pengumuman pemangkasan suku bunga acuan bank sentral. Bank sentral memproyeksikan suku bunga di kisaran 3,75%-4% pada kuartal keempat 2024, lebih moderat dibandingkan ekspektasi pasar.