Yassierli tercatat pernah menerima sejumlah penghargaan meliputi masuk 100 Tokoh K3 Indonesia tahun 2022, Certified Human Factors Professional dari BCPE USA, Penghargaan dari International Ergonomics Association (IEA) dalam Triennial Award on Promotion of Ergonomics in Developing Countries – 2021, serta Penghargaan IEOM Award on Outstanding Professor in Human Factors & Ergonomics 2021 (Industrial Engineering and Operation Management Society).
Sebelumnya, Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar mengakui bahwa jabatan Menaker memang lebih cocok diisi oleh praktisi atau akademisi dibandingkan politisi.
Dirinya menilai Yassierli merupakan sosok yang pas mengiri posisi pengganti Ida Fauziyah ini.
"Menurut saya kalau kita melihat dari sebelumnya, ketika diambil dari politikus atau parpol kurang mampu. Saya lebih setuju kalau dia akademisi dan praktisi, yang tidak terikat dari partai politik, sehingga bisa lebih objektif melihat kondisi ketenagakerjaan kita," katanya.
Terdapat beberapa hal di sektor ketenagakerjaan yang masih menjadi PR pemerintahan berikutnya. Di antaranya pembukaan lapangan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah angkatan kerja, keahlian dan kompetensi angkatan kerja yang belum sesuai dengan kebutuhan industri, serta masalah formulasi pengupahan.
"Menaker ini perlu akademisi, profesional dan akademisi, yang bisa melihat secara objektif masalah ini. Kedua, syaratnya itu orang yang mau berdialog dengan stakeholder-nya, buruh juga diajak ngomong, memang perlu dialog sama pengusaha, tapi jangan timpang," kata Timboel.
(Febrina Ratna)