sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jerman Sebut Perang Rusia dan Ukraina 2022 Bikin Dunia Kacau 

News editor Dian Kusumo
19/01/2023 15:37 WIB
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 telah membuat dunia ke dalam kekacauan.
Jerman Sebut Perang Rusia dan Ukraina 2022 Bikin Dunia Kacau. (Foto: MNC Media)
Jerman Sebut Perang Rusia dan Ukraina 2022 Bikin Dunia Kacau. (Foto: MNC Media)

'Agar perang ini berakhir, Rusia harus gagal'

"Bagian lain dari cerita ini adalah ini," kata Scholz. "Rusia telah gagal total dalam mencapai tujuan imperialisnya. Ukraina membela diri dengan keberanian yang mengesankan."

Scholz juga mengatakan bahwa "Rusia harus gagal" agar konflik di Eropa timur berakhir. 

"Itulah sebabnya kami terus menyediakan sistem senjata ke Ukraina, bersama dengan mitra kami," kata Scholz, mencantumkan beberapa sistem senjata yang telah dikirim Jerman ke Ukraina sejauh ini, termasuk rudal permukaan-ke-udara jarak menengah IRIS-T, salah satu contoh terbaru dan canggih. 

Dia menyebutkan kendaraan lapis baja yang ada seperti Marders (musang dalam bahasa Inggris, Jerman menamai sebagian besar kendaraan darat militernya dengan hewan) yang dikirim Jerman. 

Dia tidak menyentuh tank Leopard 2 yang beberapa sekutu NATO, terutama Polandia tetapi juga Inggris dan Lithuania dan lainnya, telah mendorong Jerman untuk menyetujui ekspor ke garis depan. Jerman harus menyetujui penjualan kembali atau sumbangan peralatan militernya ke negara ketiga.

Pertemuan para menteri pertahanan NATO dijadwalkan di Pangkalan Udara Ramstein AS di Jerman pada hari Jumat di mana topik tersebut kemungkinan setidaknya akan dibahas di balik pintu tertutup. 

Scholz mengatakan Jerman juga telah membuat "lebih dari UER12 miliar" (sekitar USD13 miliar dengan nilai tukar hari ini) tersedia untuk Ukraina dan akan terus mendukung negara itu "selama diperlukan." Dia menyerukan sektor swasta untuk memainkan "peran kunci" dalam rencana yang baru lahir untuk apa yang disebut "Rencana Marshall untuk Ukraina" yang direkomendasikan bersama oleh Scholz dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen Oktober lalu.

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement