"Karena ini sebagai contoh di Turki korban sekarang yang meningal sudah 51 ribu jiwa dan ribuan masih hilang. Gedungnya tinggi-tinggi tetapi konstruksi bangunannya tidak konstruksi yang anti gempa. Ini yang mereka perkirakan kenapa banyak bangunan-bangunan tinggi yang runtuh," jelasnya.
"Bukan hanya bangunan yang bertingkat tetapi bangunan yang tidak bertingkat pun harus diwajibkan dan mulai diarahkan terutama di daerah-daerah yang rawan gempa itu agar menggunakan konstruksi yg anti gempa," tambahnya.
Jokowi pun meminta dinas khususnya PU di daerah dan Bappeda agar membantu menyiapkan tata ruang dan konstruksi bangunan yang anti bencana. Sebab, katanya, konstruksi-kontruksi bangunan masih tetap sama padahal daerah tersebut dipastikan selalu timbul bencana.
"Misalnya di Palu. Ada satu desa atau satu kecamatan yang setiap 20 tahun, 50 tahun selalu berulang gempa dari situ. Tsunami tanah merekah selalu titiknya sama. Tetapi tetap masih dibangun perumahan di situ. keliru apa keliru? Sudah jelas-jelas," kata Jokowi.
"Begitu juga untuk tanah longsor. Tempat-tempat yg kita tau tanahnya rawan tanah longsor masih diberikan izin untuk mendirikan bangunan. Hati-hati mengenai ini," imbuhnya.