"Fakta bahwa 1,4 miliar orang tiba-tiba terekspos pada virus SARS-CoV-2, jelas menciptakan kondisi yang rawan munculnya varian baru,” kata Flahault merujuk pada virus penyebab penyakit COVID-19.
Bruno Lina, seorang profesor virologi di Universitas Lyon Prancis, kepada surat kabar La Croix pada pekan ini mengatakan, Cina dapat menjadi "tempat berkembang biak yang potensial bagi virus varian baru".
Soumya Swaminathan, yang menjabat sebagai ilmuwan kepala Organisasi Kesehatan Dunia -WHO hingga November lalu, mengatakan sebagian besar penduduk Cina rentan terhadap infeksi, sebagian karena banyak orang lanjut usia belum divaksinasi atau mendapat vaksinasi booster.
"Kita perlu terus mencermati setiap varian yang muncul," katanya kepada situs web surat kabar Indian Express.
(DKH)