Tidak hanya itu, Nina juga enggan mengungkapkan penyebab kasus tersebut. Dia menegaskan bahwa kasus tersebut masih dalam tahap penelitian dan penelusuran.
"Semuanya gagal ginjal akut yang sampai saat ini masih diteliti penyebabnya apa. Ini harus koordinasi dengan dokter anak. Kalau ada gejala-gejala yang mencurigakan akan dikoordinasikan dengan dokter anak spesialis ginjal," terangnya.
Meski begitu, Nina memastikan bahwa konsumsi obat bukan penyebab kasus gagal ginjal akut misterius yang menimpa anak-anak di Jabar itu.
"Kalau obat sebetulnya sudah ketat. Kita ada untuk izinnya juga harus dengan Dinkes, ada kontrol dari BPOM. Kalau obat sih itu aman," ujarnya meyakinkan.
"Cuma konsumsinya ini, pemakaiannya ini, kadang-kadang kan kita ngasih antibiotik tidak sesuai. Jadi untuk ginjal saya belum bisa banyak bicara karena masih berkoordinasi dengan IDAI," sambungnya. .
Soal gejala gagal ginjal misterius, Nina mengungkapkan, terdapat sejumlah gejala yang dirasakan oleh penderita, di antaranya keluhan saat buang air kecil dan pembengkakan.
"Biasanya ada keluhan kencingnya, kemudian bengkak. Tapi, ini semua masih dalam koordinasi dengan IDAI untuk disosialisasikan kepada masyarakat tentang cara mengantisipasinya," tandas Nina.
(FRI)