Namun, SPPG baru seringkali terlalu khawatir makanan tidak selesai tepat waktu sehingga mulai memasak terlalu pagi. Sebagai solusi, Dadan menginstruksikan agar SPPG baru menerapkan sistem bertahap dalam melayani sekolah.
"Ketika memulai, mereka sudah punya daftar penerima manfaat. Katakanlah 3.500 di 20 sekolah, saya meminta agar mereka di awal-awal melayani 2 sekolah dulu, kemudian setelah terbiasa baru naik ke 4 sekolah setelah itu naik lagi ke 10 sekolah," ujar Dadan.
"Kemudian setelah bisa menguasai proses termasuk antara masak dan delivery-nya bisa tepat waktu dengan jumlah yang tertentu baru bisa memaksimalkan jumlah penerima manfaat," tambahnya.
Berdasarkan data BGN sejak Januari hingga 22 September 2025, sudah terjadi 4.711 kasus keracunan MBG. Dari data tersebut, kasus keracunan paling banyak terjadi di Pulau Jawa.
BGN membagi 4.711 kasus tersebut ke tiga wilayah, yakni Wilayah I mencapai 1.281 kasus, Wilayah Il mencapai 2.606 kasus, dan Wilayah lll meliputi 824 kasus.
(Febrina Ratna Iskana)