IDXChannel - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta Dewan Kehormatan PBB agar tidak menggunakan hak veto demi menguntungkan salah satu negara. PBB diminta bisa bersikap adil atas konflik yang terjadi di Timur Tengah.
"Di samping mendesak dihentikan kami juga meminta PBB segera bertindak, dan kami meminta agar anggota tetap Dewan Keamanan PBB tidak menggunakan veto demi membela salah satu pihak," ujar Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya di kantor PBNU Jakarta Pusat, Kamis (18/4/2024).
Pihaknya juga meminta agar kedua negera segera melakukan gencatan senjata agar tidak menimbulkan korban jiwa yang lebih banyak. Gencatan senjata itu, menurutnya, sebagai sikap NU terhadap keprihatinan bersama akan konflik tersebut.
"NU sama dengan pemerintah RI menuntut, mendesak gencatan senjata segera, mendesak dihentikannya kekerasan segera saat ini juga," katanya.
Dia menjelaskan, serangan Iran sebenarnya bermula dari perjuangan rakyat Palestina akan hak negaranya. Konflik yang berkepanjangan itu jika tidak dihentikan akan melahirkan konflik baru.
"Karena ini sudah jadi seperti hukum alam kalau konflik dibiarkan, pasti meluas. jadi ini bukan syiah atau sunni, ini soal konsekuensi dari konflik yang berkepanjangan itu pasti meluas. Habis ini, kalau tidak segera dihentikan, stop begitu saja, ini yang lain pasti akan ikut-ikutan," sambungnya.
Sebelumnya pada Minggu, surat kabar Israel Haaretz mengutip juru bicara militer Israel Daniel Hagari yang mengatakan sekitar 350 rudal dan drone diluncurkan dari Iran ke Israel, sebagian besar berhasil dicegat.
Dia membenarkan kerusakan kecil telah terjadi di pangkalan udara Nevatim di Beersheba sementara “99% ancaman terhadap Israel berhasil diadang,” jelasnya.
“25 dari 30 rudal jelajah berhasil dicegat, dan dari lebih dari 120 rudal balistik, hanya sedikit yang menembus wilayah Israel dan mendarat di pangkalan udara Nevatim,” ujar dia.
Hagari menekankan, “Usaha Iran untuk menghancurkan kemampuan Angkatan Udara Israel telah gagal, dan pangkalan Nevatim terus beroperasi,” kata dia.
Dia mengatakan, selain peluncuran dari Iran, rudal dan drone juga diluncurkan dari wilayah Lebanon, Irak, dan Yaman.
Iran melakukan serangan udara pada Sabtu terhadap Israel sebagai pembalasan atas serangan udara tanggal 1 April terhadap fasilitas diplomatiknya di ibu kota Suriah.
Serangan tersebut menewaskan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, termasuk dua jenderal penting.
Meskipun Iran mengklaim serangan terhadap sasaran militer tertentu, Israel menegaskan sebagian besar serangan tersebut digagalkan oleh sistem pertahanan udara, meskipun satu rudal memang menyerang pangkalan militer di wilayah selatan.
(YNA)