Kepala Ekonom Wilmington Trust Luke Tilley juga tidak mengharapkan banyak perubahan. “Saya tidak berpikir titik-titiknya akan banyak berubah, dan saya tidak berpikir narasinya akan banyak berubah. Saat ini, ada dua pemotongan, dan saya bayangkan itu akan tetap sama," ujarnya.
Sementara itu, Ketua The Fed Jerome Powell, berada di bawah tekanan politik yang sangat besar untuk mempercepat jadwal pemangkasan suku bunga. Hal ini juga lantaran Presiden Trump terus mengecam Powell di depan umum karena tidak melonggarkan kebijakan lebih awal.
Presiden pada Kamis lalu mengatakan bahwa ia mungkin harus memaksakan sesuatu sebagai bagian dari dorongannya kepada bank sentral untuk menurunkan suku bunga sebesar satu persen. Namun, ia mencatat bahwa ia tidak akan memecat Powell sebelum masa jabatannya berakhir pada 2026. Karena hal itu sebuah langkah yang pasti akan digugat secara hukum.
Trump menyebut Powell sebagai "orang tolol," sebab inflasi AS lebih rendah dari perkiraan dan seharusnya itu menjadi alasan bank sentral melakukan pemangkasan. Namun Powell dan banyak rekan pembuat kebijakannya telah memperjelas dalam beberapa minggu terakhir, di mana mereka masih khawatir tentang risiko harga yang lebih tinggi dari tarif Trump daripada kenaikan pengangguran.
Powell kemungkinan akan bersikap hati-hati dan sabar, menegaskan kembali bahwa kebijakan tetap bergantung pada data dan bahwa Fed siap untuk mengkalibrasi ulang kebijakan dari waktu ke waktu.