Situasi medan perang
Hingga Desember 2024, Rusia mengklaim terus meraih kemajuan di Ukraina. Laporan tersebut menunjukkan bahwa pertempuran sengit tetap berlanjut dengan perubahan kontrol wilayah yang dinamis.
Rusia terus melancarkan serangan rudal besar ke kota-kota Ukraina, termasuk Dnipro, meningkatkan eskalasi konflik. Sementara itu, pasukan Kiev yang berada di Ukraina Timur terus terdesak oleh gempuran musuh mereka. Desa-desa Ukraina di kawasan itu pun berjatuhan ke tangan Moskow.
Tahun ini juga menjadi penanda pertama kalinya Ukraina melancarkan serangan darat lintas batas ke dalam wilayah Rusia. Serangan itu terjadi mulai 6 Agustus lalu. Menurut laporan BBC, Hampir 200.000 orang dievakuasi dari daerah sepanjang perbatasan oleh Pemerintah Rusia.
Presiden Vladimir Putin pun mengutuk serangan Ukraina itu sebagai provokasi besar-besaran. Setelah dua minggu, komandan tertinggi Ukraina mengklaim telah menguasai lebih dari 1.200 km persegi wilayah Rusia dan 93 desa.
Wilayah Kursk dan Belgorod di Rusia telah menyatakan keadaan darurat. Sebagian wilayah itu telah direbut kembali oleh Moskow. Akan tetapi, Ukraina sampai kini masih memiliki pasukan di wilayah Kursk.
Keterlibatan internasional
Pada November lalu, Presiden AS Joe Biden mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh AS untuk menyerang wilayah Rusia. Hal itu memicu reaksi keras dari Moskow dan meningkatkan ketegangan internasional.
Sebagai respons atas kebijakan Biden itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pihaknya telah memperbarui doktrin militernya terkait penggunaan senjata nuklir. Lewat dekretnya, Putin mengatakan Moskow berhak menggunakan senjata nuklir sebagai tanggapan atas penggunaan senjata pemusnah massal terhadap Rusia maupun sekutunya.