sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Konflik Timur Tengah Memanas, ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

News editor Atikah Umiyani/MPI
16/04/2024 14:35 WIB
Arifin pun membeberkan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai dampak memanasnya kondisi geopolitik ini.
Konflik Timur Tengah Memanas, ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024 (FOTO:MNC Media)
Konflik Timur Tengah Memanas, ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024 (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia tidak akan naik hingga Juni 2024 meskipun saat ini harga minyak dunia sedang bergejolak imbas memanasnya konflik di Timur Tengah. 

Arifin juga menjamin bahwa stok BBM sampai saat ini juga masih dalam kondisi aman. Oleh karena ia berharap agar tidak ada eskalasi konflik Iran dan Israel.

"Sekarang kita tahan, sementara stok aman. Tapi kita lihat perkembangannya ke depan, ya mudah-mudahan tidak ada eskalasi konflik Iran-Israel," ungkapnya ketika ditemui usai rapat terbatas (ratas) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/4/2024). 

Arifin pun membeberkan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai dampak memanasnya kondisi geopolitik ini.  

"Kita harus antisipasi ini melihat skenario yang mungkin terjadi, mengambil alternatif untuk bisa meredam," tukas Arifin. 

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Tutuka Ariadji juga telah menjamin harga BBM tidak akan berubah hingga Juni 2024. 

"Ya, harga BBM masih seperti itu (tidak berubah sampai Juni),” jelasnya dalam sebuah webinar bertemakan "Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI" yang disaksikan secara virtual, Senin (15/4/2024).

Tutuka juga mengungkapkan bahwa sejatinya masih banyak pihak yang menginginkan apabila harga minyak tidak terlalu tinggi. 

"Kalau kita amati selama 100 tahun harga minyak itu sebetulnya lebih cenderung rendah, kalau spike karena ada seperti ini gangguan geopolitik, spike ini kemudian turun, kakinya spike itu empat sampai lima tahun nanti datar lagi, dunia kecenderungan selama 100 tahun itu lebih stabil," terang Tutuka.

Tutuka juga menambahkan, pemerintah saat ini juga masih menunggu respons Israel terhadap serangan Iran. Menurutnya, kecendrungan dunia yang tidak menginginkan harga minyak yang terlalu tinggi itu juga menjadi faktor yang sangat kuat untuk pertimbangan lebih jauh tentang eskalasi.

"Jadi kita perlu hati-hati bahwa ini hal short term dulu, kecuali ada yang luar biasa nanti kita lihat dulu, kita selalu amati perubahannya," sambung Tutuka.

Kendati demikian, Tutuka menuturkan bahwa pihaknya sudah melakukan simulasi-simulasi dampak eskalasi konflik di Timur Tengah terhadap harga minyak, termasuk mengenai berbagai parameter seperti kurs, ICP (Indonesian Crude Oil Price) atau harga patokan minyak mentah Indonesia, serta faktor-faktor lainnya.

"Itu (simulasi) yang akan kami sampaikan untuk pihak terkait, kemudian diharapkan bisa jadi pengambilan keputusan," pungkas Tutuka.

(SAN)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement