“Kalau memakai istilah Prof No, meskipun sapi itu kuat membawa beban berat, tapi dia tidak bisa terbang. Sedangkan burung, meskipun tidak kuat bawa beban, dia bisa terbang. Jadi semuanya disesuaikan dengan ukuran dan kemampuan masing-masing,” ujar dia.
Dia menambahkan, penyusunan kurikulum ini masih dalam tahap pendalaman oleh Satgas Kurikulum yang telah dibentuk. Proses ini membutuhkan waktu beberapa bulan sebelum sistem pembelajaran benar-benar siap diimplementasikan.
"Waktunya memang dibutuhkan beberapa bulan, dan saat ini masih dalam proses pendalaman," katanya.
Sekolah Rakyat sendiri merupakan program rintisan yang ditujukan untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu, dengan tujuan membentuk generasi yang tangguh, berkarakter, dan berdaya saing di masa depan.
Pemerintah menargetkan 100 titik penyelenggaraan pada tahun ajaran 2025–2026, dengan pendekatan pendidikan yang berbeda dari sekolah formal.
(Dhera Arizona)