Tengku Zafrul mengatakan, Malaysia berkomitmen untuk menegakkan integritas praktik perdagangan internasional, seraya menambahkan segala upaya untuk menghindari tarif dengan memalsukan dokumen adalah pelanggaran hukum.
Baru-baru ini, Bloomberg melaporkan banyak ekportir China mengalihkan barang melalui Malaysia. Mereka secara sengaja memberi label barang tersebut sebagai produk Malaysia untuk menghindari tarif AS yang tinggi atas impor asal Negeri Tirai Bambu itu.
Awal bulan lalu, AS mengumumkan tarif resiprokal 145 persen untuk impor China. Washington juga mengenakan tarif tinggi untuk puluhan negara lainnya, namun kebijakan itu ditunda selama 90 hari. (Wahyu Dwi Anggoro)