Perdana Menteri Inggris Keir Starmer berambisi menjadikan negaranya sebagai anggota Grup Tujuh (G7) dengan pertumbuhan tertinggi. Negeri Raja Charles tersebut telah melampaui negara-negara Eropa namun masih di bawah Jepang dan Amerika Serikat (AS).
Di sisi lain, data PDB terbaru menunjukkan sejumlah kerentanan. Aktivitas ekonomi mendatar pada Juni 2024 saja karena sektor jasa berkontraksi.
Sejumlah survei juga memprediksi perlambatan ekonomi di sisa tahun ini, kecuali suku bunga bank sentral turun signifikan dan pemerintah menghapus hambatan pertumbuhan.
"Laju pertumbuhan yang kencang ini tidak akan bertahan lama," kata Kepala Ekonom Institute of Directors Anna Leach.
"Survei bisnis menunjukkan momentum yang moderat selama bulan-bulan musim panas, tidak diragukan lagi dipengaruhi oleh suku bunga yang masih tinggi," katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)