Data tersebut menunjukkan kenaikan kuartalan sebesar 0,3 persen, lebih baik dari estimasi pasar sebesar 0,1 persen.
Konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari separuh output ekonomi, naik 0,2 persen, dibandingkan dengan estimasi pasar sebesar 0,1 persen. Pertumbuhannya sama dengan kuartal sebelumnya.
Tren konsumsi dan upah merupakan faktor kunci yang dipantau BOJ untuk mengukur kekuatan ekonomi dan menentukan waktu penerapan suku bunga berikutnya.
Belanja modal, pendorong utama permintaan domestik, naik 1,3 persen pada kuartal kedua. Permintaan eksternal neto, atau ekspor dikurangi impor, berkontribusi 0,3 poin terhadap pertumbuhan, dibandingkan kontribusi -0,8 poin pada periode Januari-Maret. (Wahyu Dwi Anggoro)