Selain itu, BBWS Ciliwung-Cisadane juga menyiapkan paket pekerjaan tanggul baru untuk periode 2026-2029. Proyek lanjutan ini mencakup sejumlah kelurahan prioritas seperti Manggarai, Kampung Melayu, Bidara Cina, Kebon Baru, Pengadegan, Rawajati, Pejaten Timur, hingga Tanjung Barat, dengan total panjang mencapai 16,55 km.
“Ruas-ruas tersebut berada di zona kritis yang selama ini kerap terdampak luapan. Dengan pembangunan tanggul permanen, risiko genangan dapat ditekan secara signifikan,” katanya.
Selain pembangunan fisik, pengendalian banjir Sungai Ciliwung juga diperkuat melalui pendekatan nonfisik. BBWS Ciliwung-Cisadane kini mengoperasikan command center pengendalian banjir yang terintegrasi dengan kamera pemantau sungai dan sistem peringatan dini.
“Melalui sistem peringatan dini, kami dapat memproyeksikan potensi banjir, durasi genangan, hingga wilayah terdampak sebagai dasar pengambilan keputusan saat debit air meningkat,” ujarnya.
Kementerian PU menilai kombinasi percepatan pembangunan tanggul dan pemanfaatan teknologi pemantauan ini diharapkan mampu meningkatkan efektivitas sistem pengendalian banjir di Jakarta dan sekitarnya, sekaligus memberikan rasa aman bagi masyarakat.
(Rahmat Fiansyah)