“Kami ingin menjadikan Ragunan bukan hanya tempat wisata siang hari, tetapi juga destinasi edukatif dan rekreatif malam hari bagi warga Jakarta,” ujarnya.
Fajar menyebut uji coba Night at the Ragunan Zoo akan dievaluasi secara berkala untuk memastikan kesiapan fasilitas serta respons masyarakat. Bila berjalan baik, program ini berpeluang menjadi agenda rutin wisata malam kota Jakarta.
“Kalau antusiasme masyarakat tinggi dan semua berjalan tertib, tentu akan kami kembangkan lebih luas. Jakarta perlu lebih banyak ruang publik yang hidup, aman, dan mendidik,” kata dia.
Sementara itu, Kepala UPTMR, Endah Rumiyati mengatakan untuk mendukung kenyamanan pengunjung, pengelola menyiapkan fasilitas penerangan tambahan di area yang dibuka malam hari. Selain itu, akan disediakan peta digital Map Night Ragunan agar pengunjung mengetahui rute-rute yang aktif.
Bagi yang ingin pengalaman lebih dekat, disediakan tur malam bersama pemandu dan penjaga satwa (zookeeper) yang menjelaskan perilaku satwa nokturnal serta menggelar sesi pemberian makan hewan pada waktu tertentu.
Tidak hanya melihat hewan, pengunjung juga dapat melakukan aktivitas ringan seperti night workout dengan jarak tempuh 1,8 km di area yang telah ditentukan. Kegiatan ini cocok bagi keluarga, komunitas, maupun individu yang ingin merasakan sensasi berolahraga dalam suasana yang lebih tenang di luar jam kunjungan reguler.
“Semua kegiatan kami rancang agar tetap aman bagi satwa dan nyaman bagi pengunjung. Kami telah melakukan kajian ekologi, tata cahaya, hingga simulasi kunjungan sebelum uji coba dimulai. Kami memastikan satwa yang ditampilkan tetap merasa nyaman dan tidak terganggu oleh aktivitas pengunjung,” tutur Endah.
Sekedar informasi, tiket masuk dapat dibeli langsung di loket Ragunan menggunakan JakCard, kartu elektronik keluaran Bank DKI. Bagi pengunjung yang belum memilikinya, kartu dapat dibeli dan diisi saldo di lokasi sebelum memasuki area kebun binatang. Layanan tiket dibuka hingga pukul 21.00 WIB.
(Febrina Ratna Iskana)