sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Penumpang Bus Transjogja Baru 20 Persen, Pemda DIY Gandeng KAI Luncurkan Kartu Multi Trip

News editor Erfan Erlin
10/11/2022 20:00 WIB
Pemerintah DIY berupaya menangkap peluang besar pasar transportasi umum yang menjadi irisan wilayah ini.
Kartu Multi Trip
Kartu Multi Trip

IDXChannel - Pemerintah DIY berupaya menangkap peluang besar pasar transportasi umum yang menjadi irisan wilayah ini. Pemerintah DIY berusaha mendekatkan moda transportasi bersubsidi yang mereka kelola, Transjogja dengan moda transportasi umum lain yaitu Kereta Api.

Kali ini, mereka menggandeng PT KAI, pemerintah DIY meluncurkan Kartu Multi Trip (KMT), sebuah kartu yang merupakan alat pembayaran terintegrasi antara KAI Commuter yang melalui DIY dengan Trans Jogja.

Kepala Dinas Perhubungan DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, mengatakan pengguna Kereta Commuter di wilayah Daops 6 yang berhenti di beberapa stasiun DIY belakangan ini semakin meningkat. Bahkan kini menjadi moda transportasi yang diidolakan masyarakat.

"Kami dengar kalau weekend bisa mencapai 18 hingga 20 ribu orang yang memanfaatkannya. Ini peluang besar jika kita mampu menggarapnya,"terang dia, Kamis (10/11/2022).

Oleh karenanya, dia menginginkan para pengguna KRL ataupun kereta api pada umumnya juga memanfaatkan Transjogja sebagai moda tranportasi yang mempermudah mobilitas di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Dinas Perhubungan berharap pengguna KRL akan memanfaatkan Transjogja sebagai transportasi untuk menuju ke tujuan di Kota Yogyakarta ataupun sebaliknya.

Oleh karenanya, pihaknya memang berupaya memanjakan konsumen Trans Jogja dengan berbagai kemudahan. Salah satunya yang mereka lakukan adalah mempermudah pembayaran antar moda transportasi yaitu dengan satu kartu bisa untuk membayar tiket Transjogja ataupun KRL.

"Kami perkenalkan KMT kepada penumpang moda transportasi publik di DIY dan sekitarnya. Ini untuk mempermudah mereka,"kata dia.

Menurut Made, kemudahan akses diharapkan memacu masyarakat untuk menggunakan transportasi umum dalam menunjang mobilitas. Dan rencananya mereka akan menambah fasilitas untuk mengintegrasikan moda transportasi umum Kereta Api dengan Bus Transjogja.

Setelah terintegrasi pembayarannya, Pihaknya  akan mengupayakan agar penumpang bisa langsung naik dari halte stasiun Yogyakarta tanpa harus berjalan jauh terlebih dahulu. Karena saat ini Halte Transjogja terdekat berada di depan Hotel Inna Garuda di Jalan Malioboro.

"Penggunaan transportasi publik harus menjadi sesuatu yang kita utamakan. Masyarakat harapannya juga menyambut transportasi publik sebagai sarana mobilitas,” ungkapnya 

Direktur Utama PT AMI, Dyah Puspitasari menambahkan saat ini tingkat keterisian load factor Transjogja baru sekitar 20 persen perhari. Kendati demikian ia mengklaim minat masyarakat menggunakan moda transportasi bersubsidi ini akan semakin meningkat.

"Secara umum ya. Tapi ada yang di atas 50 persen karena rutenya berbeda-beda," kata dia.

Saat ini ada 17 rute yang mereka layani dengan 90an bus. Sebenarnya mereka memiliki 128 armada namun yang beroperasi saat ini memang tidak secara keseluruhan karena sisanya digunakan untuk cadangan ketika bus reguler mengalami kendala.

Beberapa inovasi mereka lakukan termasuk dengan meluncurkan kartu pembayaran terintegrasi teraebut. Dengan KMT tersebut nantinya penumpang Trans Jogja bisa menggunakan satu kartu saja untuk berkomuter. Namun saat ini Halte yang bisa melayani topup memang masih terbatas. 

"Tentunya kami akan menambah lagi bertahap halte yang bisa topup," terangnya.

Saat ini, lanjutnya, ada beberapa halte yang kini bisa digunakan untuk topup saldo yakni Halte Taman Pintar, SMP 5 Kridosono, Jombor, Adisutjipto, Ambarrukmo Plaza, Samsat Yogyakarta, Pakem, hingga Palbapang. Ke depan akan semakin banyak lagi yang bisa melayani topup.

Direktur Operasi dan Pemasaran Kereta Api Indonesia Commuter, Wawan Ariyanto menambahkan jumlah penumpang KRL di Daop 6 terus mengalami kenaikan. Ketika mereka menangani KRL di Daop 6 pertama kali, jumlah penumpangnya baru 5.000 orang. Namun kini jumlahnya semakin meningkat seiring berjalannya waktu.

"Kalau weekend itu bisa 18 ribu hingga 20 ribu dan weekday bisa 12 ribu. Sudah ada peningkatan 4 kali dibanding peluncuran lalu. Ini memang berita bagus seiring program pemerintah mengurangi emisi,"ujar dia 

Ia menyambut baik dengan peluncuran KMT tersebut karena diharapkan mampu meningkatkan jumlah penumpang KRL. Karena bagi penumpang KRL, kolaborasi ini tentu menjadi hal yang memudahkan mobilitas mereka. Apalagi nantinya jika Trans Jogja bisa memiliki halte di stasiun. 

“Ini sangat memudahkan bagi penumpang, turun bus ada KRL begitu pula turun KRL bisa langsung naik bus,"ujar dia.

Sementara, Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana, mengingatkan penyelenggara transportasi publik agar terus mempermudah layanan karena DIY menganggarkan tak kurang Rp 130 miliar per tahun untuk sarana transportasi publik. 

"APBD kita Rp 100 miliar sementara dari pusat Rp 30 miliar untuk subsidi transportasi DPRD DIY menurut Huda tidak pernah mempertanyakan pendapatan daerah dari sektor transportasi publik, sehingga harapannya kinerja penyedia bisa maksimal," tandasnya.

Menurutnya kartu ini bisa digunakan dari Kutoarjo sampai Palur, dari Pakem sampai Palbapang. Hal ini tentu sangat baik dan memudahkan masyarakat bermobilitas. Tapi ia berharap bisa semakin baik lagi, karena tiap tahun kami anggarkan Rp 100 miliar untuk transportasi publik seperti Trans Jogja.

"Kami tak pernah menanyakan PAD dari Trans Jogja tapi hanya berapa banyak orang yang naik tiap hari. KRL sudah naik 400 persen harapannya Trans Jogja juga bisa naik dengan angka yang sama," tegas Huda. 

Huda juga berpesan agar penyedia KMT bisa menyediakan kartu dengan mudah bagi masyarakat termasuk kalangan pelajar. Siapapun masyarakat yang ingin naik transportasi publik diharapkan mendapat kemudahan. 

“Pelajar tarifnya hanya Rp 60 saja tiap perjalanan. Siapa saja yang mau naik transportasi Umum harus dimudahkan,” ujar Huda. 

(NDA) 

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement