Dengan begitu, dia berharap, masyarakat yang gunakam kendaraan pribadi dapat beralih ke transportasi umum. Syafrin meyakini, beralihnya pemakaian kendaraan pribadi akan memperbaiki kulitas udara.
"Sehingga tentu polusi udaranya mungkin akan lain. Sumber pencemaran primer itu akan beredar di jalan. Untuk itu, tidak hanya sendiri harus ada push strategi bagaimana kita melakukan skenario pembatasan lalu lintas," ucap Syafrin.
Saat ini, sambungnya, Dishub DKI menerapkan sejumlah kebijakan untuk mengendalikan arus lalu lintas, salah satunya penerapan ganjil-genap.
"Saat ini, pembatasan lalu lintas tentu dilakukan ganjil genap, disinsentif tarif parkir yang masih tahapan dikelola Pemprov DKI bagi kendaraan yang tidak lulus uji ambang emisi itu dikenakan tarif parkir tinggi," jelas Syafrin.
"Sehingga mereka akan berupaya untuk melakukan perawatan kendaraan mereka dengan baik. Sehingga ketika diuji dia lulus uji emisi, maka akan berkurang pula sumber polutan yang ada di udara. Ini upaya yang kami harapkan," tambahnya.
Kendati demikian, Syafrin mengaku, strategi itu tak akan bisa berhasil bila hanya Dishub DKI yang bergerak.
"Tetapi seluruh elemen masyarakat harus memberikan peran serta aktif," tandasnya.
(FAY)