sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Prabowo Ratas 3,5 Jam dengan Sejumlah Menteri di Istana, Bahas Apa?

News editor Binti Mufarida
28/07/2025 20:41 WIB
Bahlil mengatakan bahwa dirinya baru saja melaporkan kepada Presiden Prabowo tentang lifting minyak dan gas bumi (migas) akan mencapai target anggaran.
Prabowo Ratas 3,5 Jam dengan Sejumlah Menteri di Istana, Bahas Apa?  (FOTO:Dok Binti)
Prabowo Ratas 3,5 Jam dengan Sejumlah Menteri di Istana, Bahas Apa? (FOTO:Dok Binti)

IDXChannel - Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas (ratas) dengan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/7/2025) sore. Dalam ratas tersebut berlangsung hampir 3,5 jam.

Dari pantauan iNews Media Group, menteri yang pertama tiba di Istana yakni Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia sekitar pukul 15.15 WIB. Dia pun tampak keluar dari Istana Kepresidenan sekitar pukul 18.35 WIB.

Bahlil pun menganggap biasa saja telah melaksanakan ratas dengan Presiden Prabowo selama 3,5 jam. Dia mengatakan sejumlah menteri yang ikut dalam ratas diantaranya Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono juga Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi.

“Iya ada menteri lain ada Menlu, Mensesneg. Enggak biasa aja (ratas 3,5 jam),” kata Bahlil kepada awak media usai ratas.  

Lebih lanjut, Bahlil mengatakan bahwa dirinya baru saja melaporkan kepada Presiden Prabowo tentang lifting minyak dan gas bumi (migas) akan mencapai target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

“Saya baru selesai melapor sama bapak Presiden, yang pertama adalah saya melaporkan tentang lifting yang Insya Allah akan mencapai APBN 2025, yang kedua tentang strategi untuk PNBP kita yang ditargetkan oleh APBN. InsyaAllah mencapai target,” ujarnya.

Bahlil juga mengatakan bahwa Indonesia berencana untuk melakukan impor BBM, Crude Oil, hingga LPG dari Amerika Serikat (AS). “Ya salah satunya ntar aja ya," tuturnya.

“Kita kan sudah sepakati, bahwa kita akan belanja BBM crude dan LPG, yang harganya itu sekitar kurang lebih USD15 miliar dan itu pasti kita akan lakukan dengan langkah-langkah dengan memperhatikan nilai keekonomian. Harganya harus kompetitif, sekarang kita lagi membuat perangkatnya,” kata dia. 

(kunthi fahmar sandy)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement