"Masyarakat tidak boleh menjadi korban. Apapun juga kesentosaan dari masyarakat itu nomor satu, risiko-risiko investasi itu hitungan kemudian," imbuhnya.
Terpisah, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Sembulang, Rusli, mengaku geram dengan pernyataan sejumlah orang dari luar Rempang yang memaksa agar Rempang Eco City dibatalkan.
"Orang lain hanya bisa memprovokasi. Warga Rempang butuh pekerjaan. Butuh perbaikan ekonomi. Mayoritas warga menganggur, Sebagian neyalan pun bekerja secara musiman, menjelang Imlek dan musim cumi-cumi," jelas Rusli.
Rusli mengecam sikap sejumlah politisi dan aktivis LSM yang membuat posko di Rempang lalu bicara lantang di media tanpa memahami permasalahan sesungguhnya.
"Mereka hanya koar-koar, tapi tidak memahami masalah warga Rempang. Akibatnya hanya menambah permasalahan di Rempang. Kesannya Rempang mencekam. Akibatnya banyak yang takut masuk ke Rempah," imbuhnya.
(SLF)