Krakatau Steel
Keterlibatan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dalam kasus korupsi proyek Blast Furnace Complex (BFC) pada tahun 2011, mengakibatkan negara mengalami kerugian besar hingga Rp6,9 triliun.
Dengan dugaan penyimpangan pada pelaksanaan perencanaan, lelang, kontrak, dan pembangunan, mendorong Kejagung menetapkan 5 orang tersangka yang sebagian besar merupakan eks petinggi Krakatau Steel. Salah seorang di antaranya adalah Fazwar Bujang (Direktur Utama KRAS periode 2007-2012).
Pada 2019 lalu, Krakatau Steel terancam bangkrut bahkan sempat melakukan penghentian produksi. Selain itu, kerugian yang ditanggung negara mengharuskan Krakatau Steel melakukan upaya restrukturisasi, dan perbaikan pada sistem dan infrastruktur.
Hingga akhirnya pada 2021, Erick Thohir mengklaim program restrukturisasi Krakatau Steel berhasil dilakukan dan menghasilkan laba Rp1,6 triliun. Demi meningkatkan kinerja operasional, restrukturisasi dan transformasi Krakatau Steel terus dilakukan hingga saat ini.
Pertamina
PT Pertamina (Persero) terlibat kasus tindak pidana korupsi dana pensiun di tahun 2017 yang mengakibatkan kerugian negara hingga Rp599,29 miliar. Atas kasus ini, Mantan Presiden Direktur Dana Pensiun Pertamina ditetapkan sebagai tersangka karena melakukan transaksi pembelian saham menggunakan uang pengelolaan dana pensiun.
Di masa pandemi, kasus korupsi kembali terulang hingga mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp40,9 miliar. Kasus korupsi melibatkan Senior Vice President (SVP) Asset Management Pertamina yang melakukan penjualan atau pelepasan aset milik Pertamina berupa tanah 1.088 meter persegi di Simprug Kavling, Jakarta Selatan.
Meski kinerja Pertamina tidak terpengaruh secara langsung oleh kasus korupsi tersebut. Namun, perseroan tetap melakukan upaya penanggulangan kasus korupsi dengan menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dalam hal ini, KPK membantu Pertamina menyelesaikan permasalahan pendayagunaan aset dengan cara mengembangkannya menjadi Kawasan Kenten Cultural Park di Palembang, juga 60 km akses jalan untuk meningkatkan konektivitas antar daerah dan mempermudah transportasi komoditas di Barito Timur.
Upaya tersebut berhasil menyelamatkan potensi kerugian negara atas aset senilai Rp9,5 triliun. Kinerja Pertamina kian membaik hingga berhasil mengantongi laba bersih laba bersih USD3,8 miliar atau setara dengan Rp56,6 Triliun.
Sepanjang tahun 2022, Pertamina juga turut andil untuk berkontribusi terhadap penerimaan negara melalui pajak, dividen, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), minyak mentah, dan signature bonus senilai Rp307,2 triliun.
Penulis: Rissa Sugiarti
(FRI)