sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Serapan Tenaga Lokal di Jabar Belum Maksimal, Ini Kata Ridwan Kamil

News editor Agung Bakti Sarasa
31/07/2023 18:47 WIB
Tenaga kerja lokal di Provinsi Jawa Barat belum terserap maksimal oleh perusahaan.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

IDXChannel - Tenaga kerja lokal di Provinsi Jawa Barat (Jabar) belum terserap maksimal oleh perusahaan. Hal ini terjadi lantaran perusahaan di wilayah itu banyak diisi oleh warga dari luar Jabar.

"Jabar tidak hanya jadi lapangan pekerjaan untuk warganya, hampir di atas 20 persen pekerja di Jabar KTP-nya bukan dari Jabar, kami tidak bisa menghalangi," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Senin (31/7/2023).

Pria yang kerap disapa Kang Emil ini menambahkan, seharusnya, daerah asal tenaga kerja yang masuk ke wilayah Jabar bisa membuka lapangan kerja yang banyak.

Sehingga, peluang warga Jabar untuk bekerja di daerahnya bisa lebih tinggi terserap.

"Yang jadi pertanyaan provinsi sumber yang bekerja di Jabar harus memberi lapangan pekerjaan di provinsinya, sehingga terjadi pengutamaan pada warga lokal," katanya.

Kang Emil pun tak menampik bila kondisi yang saat ini terjadi yaitu dunia kerja di wilayahnya masih banyak didominasi dari warga luar Jabar. Bahkan angkanya di atas 20 persen.

Oleh karena itu, di sisa masa jabatannya, orang nomor satu di Jabar ini berjanji akan membenahi persoalan tersebut. Meski begitu, pihaknya tidak dapat menyalahkan perusahaan yang memperkerjakan bukan dari warga lokal. Sebab, perusahaan memiliki standar tersendiri.

"Tapi kekurangan warga lokal sebagai tenaga kerja kita perbaiki, kita tidak menyalahkan industri karena mereka punya standar sebagai syarat bekerja di perusahaan, itu akan kita tingkatkan salah satunya SMK kita sudah tematik,"  kata dia.

Sebelumnya, Kadisnakertrans Jabar, Taufik Garsadi mengatakan, rendahnya serapan tenaga kerja lokal mengakibatkan tingginya angka pengangguran. Banyak perusahaan yang dapat modal dari asing justru memperkerjakan tenaga dari luar Jabar. 

"Itu jadi investasi yang masuk itu kan harusnya membuat lapangan pekerjaan. Ternyata lapangan pekerjaan ini tidak hanya diisi oleh orang Jawa Barat," ujar Taufik.

Taufik menjelaskan, kondisi serapan tenaga kerja lokal yang belum maksimal ini berbanding terbalik dengan banyaknya investasi asing yang masuk wilayah Jabar. Seharusnya, ketika investasi besar, maka serapan tenaga kerja lokal juga bisa terserap secara maksimal. 

"Saya punya data 21 persen pekerja itu dari luar. Terutama di daerah kawasan industri, 40 persenan dari luar," katanya.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement