IDXChannel - Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO) memberikan peringatan potensi kenaikan suhu global dalam waktu lima tahun ke depan.
El Nino dan perubahan iklim akan mendorong suhu melewati ambang batas 1,5 derajat Celcius. Berdasarkan laporan dari WMO, ada kemungkinan sebesar 66% bahwa suhu permukaan global rata-rata akan menembus batasan tersebut. Apabila benar terjadi, ini akan menjadi pertama kalinya kenaikan suhu yang luar biasa.
Perlu diketahui, ambang batas ini merupakan kesepakatan 200 negara dalam Perjanjian Paris 2015. Disebutkan bahwa setiap negara harus mampu menekan kenaikan suhu kurang dari 1,5 derajat Celcius.
Para ilmuwan juga telah memperingatkan bahwa kenaikan suhu melewati 1,5 derajat Celcius memberikan dampak kerusakan iklim yang tidak dapat diperbaiki. Beberapa di antaranya seperti runtuhnya lapisan es Greenland dan Antartika Barat.
Tak hanya itu, ada lagi potensi bencana kekeringan parah, gelombang panas, hingga cuaca ekstrem di sebagian wilayah dunia.
"El Nino memanas diperkirakan akan berkembang dalam beberapa bulan mendatang dan ini akan digabungkan dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia untuk mendorong suhu global ke wilayah yang belum dipetakan," kata Sekretaris Jenderal WMO, Petteri Taalas, dikutip dari Live Science, (19/5/2023).
Laporan WMO terbaru mencakup tahun 2023 hingga 2027. Mereka mencatat ada kemungkinan 98% salah satu dari lima tahun ke depan bakal menjadi tahun terpanas. Bahkan kenaikan suhunya diprediksi melebihi 1,28 derajat Celcius, rekor terpanas sebelumnya pada tahun 2016.
Peluang menembus ambang batas sebelumnya hanya mendekati nol pada tahun 2015. Kemudian probabilitasnya naik menjadi 48% tahun 2022, dan sekarang mencapai 66%.
Para peneliti melihat kenaikan suhu akan tersebar secara tidak merata. Kutub Utara misalnya, fluktuasi suhu bisa tiga kali lipat dibanding wilayah dunia lainnya. Alhasil, ini akan mempercepat pencairan es dan berdampak pada sistem cuaca, seperti jet stream atau arus Atlantik Utara.
Curah hujan diprediksi akan menurun di seluruh Amerika Tengah, Australia, Indonesia, dan Amazon.
Meski begitu, Taalas menyebut kondisi kenaikan suhu menembus ambang batas tidak akan berlangsung secara permanen. Namun setidaknya laporan WMO ini bisa menjadi pengingat bahwa potensinya dalam lima tahun ke depan sedemikian buruknya.
"Namun, WMO membunyikan alarm bahwa kita akan menembus level 1,5 C untuk sementara dengan frekuensi yang meningkat," kata Taalas.
(SAN)