"El Nino memanas diperkirakan akan berkembang dalam beberapa bulan mendatang dan ini akan digabungkan dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia untuk mendorong suhu global ke wilayah yang belum dipetakan," kata Sekretaris Jenderal WMO, Petteri Taalas, dikutip dari Live Science, (19/5/2023).
Laporan WMO terbaru mencakup tahun 2023 hingga 2027. Mereka mencatat ada kemungkinan 98% salah satu dari lima tahun ke depan bakal menjadi tahun terpanas. Bahkan kenaikan suhunya diprediksi melebihi 1,28 derajat Celcius, rekor terpanas sebelumnya pada tahun 2016.
Peluang menembus ambang batas sebelumnya hanya mendekati nol pada tahun 2015. Kemudian probabilitasnya naik menjadi 48% tahun 2022, dan sekarang mencapai 66%.
Para peneliti melihat kenaikan suhu akan tersebar secara tidak merata. Kutub Utara misalnya, fluktuasi suhu bisa tiga kali lipat dibanding wilayah dunia lainnya. Alhasil, ini akan mempercepat pencairan es dan berdampak pada sistem cuaca, seperti jet stream atau arus Atlantik Utara.
Curah hujan diprediksi akan menurun di seluruh Amerika Tengah, Australia, Indonesia, dan Amazon.